Eropa Bukan Hanya Sekedar Eiffel, Colosseum, San Siro atau Tembok Berlin

Judul diatas, kalau dilihat sekilas, mirip dengan judul blog traveling tentang perjalanan ke Eropa. Tapi bukan itu maksudku. Sekalipun aku belum pernah menapakkan jejak di benua bermata uang Euro itu. Jadi jangan salah tangkap dulu ya.. :p

Disini aku ingin menulis beberapa resensi mengenai buku yang kubaca akhir-akhir ini sebagai teman setiaku mengisi waktu luang ketika libur weekend. Pekerjaanku yang notabene harus berhadapan dengan leptop sehari-hari membuat aku sedikit malas untuk menyentuh teman seperjuanganku itu di akhir minggu. Aku memilih pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buah buku yang kira-kira isinya menarik dan yang pasti best seller.. heheheee.. :D

99 Cahaya di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa). Dari judulnya saja sudah membuat penasaran. Kata-kata Eropa yang disematkan disana benar-benar merupakan daya tarik tersendiri buatku. Dan terlebih lagi, buku ini merupakan sebuah novel islami best seller.


Di buku ini, mbak Hanum Rais bercerita mengenai pengalamannya untuk napak tilas peninggalan-peninggalan  Kerajaan Islam di Eropa pada masa lalu bersama suaminya. Ternyata banyak sekali tempat-tempat peninggalan Islam yang bersejarah di Eropa. Dan tak lupa juga, kota di Eropa yang menjadi pusat peradaban  Kerajaan Islam pada masa lalu adalah Cordoba dan Granada. Di Cordoba, ada masjid yang sekarang sudah di jadikan gereja, Mezquita (The Mosque Cathedral) sedangkan di Granada ada sebuah istana muslim yang tak kalah menawan dengan kerajaan-kerajaan negeri dongeng, Alhambra. Dalam bahasa Arab, Alhambra berarti merah, diberi nama demikian karena ketika matahari tenggelam, istana ini tampak berwarna merah. Dan ternyata, the true city of lights ini adalah Cordoba, bukan Paris yang seperti sekarang ini kita tahu. Pada waktu itu, Eropa masih gelap karena perang dan keterpurukan ekonomi, tapi kerajaan dari era kekhalifahan Umayyah ini mampu menjadikan pusat peradaban pada masa itu. Orang-orang beragama Islam, Kristiani dan Yahudi hidup harmonis dan berdampingan, tidak ada pemaksaan maupun hegemoni agama yang sering terjadi di Eropa. Filsuf- filsuf ternama seperti Ibnu Rushd atau Averroes juga lahir di kota ini, filsuf yang banyak mengkaji karya Aristoteles.

Bagian dalam Mezquita

Alhambra Castle

Selain itu, banyak pula diceritakan mengenai peninggalan-peninggalan Islam lainnya di bumi Eropa, seperti tulisan kuffic Arab yang tersemat pada jubah yang dipakai oleh Raja Roger II serta piringan-piringan kaligrafi yang sekarang tersimpan di museum Louvre. Membaca buku ini benar-benar membuat aku paham mengenai catatan perjalanan sejarah Islam di Eropa. Eropa yang kala itu pernah bersinar karena peradaban Islam. Tentu saja, juga menambah keyakinanku akan agama yang disebarkan oleh Rasulullah ini. Buat para pembaca yang beragama muslim, apabila kalian ingin berjalan-jalan ke bumi Eropa, cobalah mampir ke Cordoba, Granada atau Turki. Kalian akan menemukan sisi lain tempat wisata sejarah di Eropa. Jadi, Eropa itu tak hanya  Eiffel, Colosseum, San Siro atau Tembok Berlin kan?

:D




Comments

Popular Posts