A Journey to Nijmegen !

Halo semua...

Alhamdulillah 3 hari setelah selesai Persiapan Keberangkatan atau PK dari LPDP, saya bisa langsung terbang menuju Belanda, tepatnya di Nijmegen. Oh ya, saya akan kuliah di Radboud University Nijmegen. Ini adalah perjalanan terpanjang saya selama saya hidup. Jujur saja, mungkin karena banyaknya kasus pesawat jatuh, jadi saya takut juga naik pesawat. Namun berkat doa dari keluarga dan teman-teman, alhamdulillan bisa sampai dengan selamat di Eropa. 

 Visa dan Boarding Pass

Saya menggunakan maskapai Lufthansa milik Jerman, sehingga mengharuskan saya untuk transit dulu sebentar di Frankfurt. Pertama kali menjejakkan kaki di Eropa excited banget, apalagi ini juga pertama kalinya saya ke luar negeri. Summer breeze yang saya pikir bakalan hangat, ternyata disini dingin. Bahkan saat ini suhu muncapai 9 derajat Celcius. Oh iya, selama di pesawat saya duduk bersebelahan dengan seorang wanita dari Perancis. Saya beruntung, selama perjalanan ke Belanda selalu duduk disamping jendela pesawat. Jadi ketika pesawatnya landing, bisa langsung melihat suasana kota dibawahnya. Karena maskapai penerbangannya milik Jerman, tentu saja makanannya ala-ala barat, seperti sandwich, mash potato, nasi dengan ayam bumbu dan juga roti dengan macam-macam selai serta butter. Saya sampai ketagihan butternya, si wanita Perancis bilang kalau itu butter yang enak di Perancis.

Di Frankfurt sempat ada kejadian yang sedikit tak mengenakkan gegara sepatu heels pendek saya. Kenapa sepatu? ya saat saya masuk ke ruang pengecekan, semua berbau metal harus dicopot, alias tidak boleh digunakan. Nah, ketika saya memasuki pintu pengecekan, alarm berbunyi. Langsung saja petugas wanita melakukan full body checking ke saya. Saya heran sekali, jam tangan, HP, uang koin, semua sudah saya taruh. Lalu apalagi? Akhirnya setelah ditelisik ternyata sepatu sayalah penyebabnya. Di heels pendek saya kemungkinan besar ada paku atau semacam metal didalamnya. Jadi ini merupakan suatu pelajaran, kalau pergi jauh lebih baik pakai sepatu berbahan karet seperti sneaker atau kets. Dan ketika saya melepas sepatu saya untuk diperiksa, para petugas pemeriksaan langsung tertawa begitu melihat kaos kaki yang saya kenakan. Di Indonesia, kebanyakan kaos kaki wanita modelnya terpisah untuk jempol kaki dan ke empat jarinya. Mungkin karena mereka baru pertama kali melihatnya, dan memang benar di Eropa tidak ada yang model seperti itu. Karena pemeriksaan inilah saya menjadi penumpang terakhir yang masuk pesawat transit ke Amsterdam.

View saat mau landing di Frankfurt 


View saat mau landing di Amsterdam

Sesampainya di Amsterdam, bandara Schiphol, saya bertemu dengan teman sesama awardee LPDP juga, namanya kak Tiar. Lalu kami dijemput oleh Rizka, PPI Nijmegen yg juga awardee LPDP. Di Schiphol saya kaget dengan toko bunga tulip. Ini belum musim Spring, tapi mereka menjual umbi atau bibit bunga Tulip dan juga merchandise lainnya. Mungkin kalau saya pulang ke Indonesia nanti, bisalah saya membeli bibit bunga tulip untuk ditanam di Indo. hehehe

Toko bunga tulip di bandara

Underground station di Schiphol (1)

Underground station di Schiphol (2)

Kita bertiga kemudian naik kereta menuju Nijmegen, kurang lebih sekitar 1 jam dari Amsterdam. Di perjalanan saya liat pemandangan yang begitu rapi dan bersih tata kotanya. Bahkan banyak sekali lahan pertanian, perkebunan dan peternakan yang begitu terawat. Ketika melihat dari jendela pesawat sebelum turun pun, Belanda menyajikan hamparan kehijauan yang sangat luas daripada perkotaannya. Berbeda dengan Frankfurt yang merupakan kota industri.

Setelah melewati Wageningen dan Arnheim, akhirnya sampailah kita di Nijmegen. Begitu tiba di stasiun Nijmegen, kami semua merasa lapar. Dan akhirnya memutuskan untuk makan kapsalon di gerai terdekat. Kapsalon adalah makanan Turki-Belanda yang akan saya bahas di postingan selanjutnya nanti.

Dari kiri ke kanan, saya - mas Amin - mas Irham - Bebe - Cara - Jehan


Di depan Nijmegen Central Station


Nijmegen Central Station

Okay, let's enjoy Nijmegen !



Comments

Popular Posts