Sekilas Novel Mega Best Seller "Sepatu Dahlan"

Siapa yang tak kenal Bapak Dahlan Iskan? Ya, Menteri BUMN kita ini sekarang dikenal oleh masyarakat luas. Rahasia keberhasilan dan kesuksesan beliau banyak menarik minat untuk menggelitik dikalangan media dan pers di negeri ini.

Novel yang berjudul "Sepatu Dahlan" yang dikarang dengan bahsa yang bersahaja oleh Khrisna Pabhicara ini mampu memberikan gambaran bahkan dorongan bagi siapapun yang membacanya. Novel yang berisi perjuangan Bapak Dahlan Iskan ketika masa kecilnya di sebuah desa yang jauh dari kemajuan seperti di ibu kota.

Pada novel ini, Krishna Pabhicara bercerita mengenai kehidupan seorang anak di Desa Kebon Dalem yang dalam kondisi kemiskinan namun dengan semangat dan sebuah cita-cita yang mungkin menurut orang-orang kaya itu bukanlah sebuah cita-cita, tetap bersikukuh untuk mendapatkannya, bagaimanapun caranya. Memiliki sepeda dan sepatu adalah cita-cita sederhana seorang anak, namun dirasa sangat berat untuk mendapatkannya. Dengan alur yang tetap bertahan pada flashback, pengarang mampu menuturkan dan memberikan imajinasi yang lembut kepada pembaca bagaimana Dahlan menjalani hidupnya sebagai seorang anak desa, yang hidup serba kekurangan. Ngangon domba, menjadi kuli nyeset, nguli nandur bahkan hingga menjadi pelatih bola voli bagi anak-anak para juragan tebu. Semua itu dilakukan oleh seorang Dahlan demi mendapatkan sesuap tiwul dan juga mimpi besarnya, memiliki sepatu. Ya, sepatu bukanlah merupakan sebuah cita-cita besar, tapi inti dari kisah di novel ini adalah bagaimana kita menjalani hidup kita semestinya, menerima takdir dan kenyataan namun dengan penuh semangat hidup, terus berjuang untuk mendapatkan sebuah perikehidupan yang lebih baik.

Membaca buku ini membuat aku sendiri mengerti bagaimana seharusnya berjuang itu. Berusaha keras dan tetap bersikukuh pada pendirian bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang mimpi memang tak berjalan sesuai kenyataan, dan bahkan akan berjalan sebaliknya. Tapi, justru itulah kuasa Tuhan. Selalu ada suatu makna dibalik sebuah kejadian dan kegagalan. Ada salah satu kalimat di dalam novel ini yang membuat aku sempat bergidik, sempat tertegun dan jauh memandang serta merenungi takdirku sekarang. Bersyukur dan selalu mensyukuri merupakan pelajaran yang paling utama yang bisa aku ambil ketika membaca novel ini.

"Kita dapat menjadi orang yang merasa tidak beruntung karena lahir di tengah-tengah keluarga miskin, bermimpi ketiban rezeki semacam "durian runtuh" agar bisa membeli benda-benda idaman, atau membayangkan hal-hal lain yang menggiurkan seperti nasib baik anak-anak orang kaya. Tapi, kita juga dapat memilih menjalani hidup dengan wajar dan penuh keriangan, berusaha membantu orang tua sedapat mungkin, meraih segala yang didamba dengan keringat sendiri, dan tetap antusias memandang masa depan. 

- Sepatu Dahlan, Khrisna Pabichara"





Sekarang buku sekuel kedua dari Sepatu Dahlan ini sudah keluar. Berjudul "Surat Dahlan". Pengarang menceritakan bagaimana kehidupan Dahlan remaja hingga dewasa di tanah perantauan, Samarinda. Menceritakan bagaimana seorang mahasiswa menjalani hidupnya dan berjalan diatas sebuah kerinduan yang amat sangat terhadap kampung halaman, dan kebingungan yang membuat kepala ngilu untuk mencari tujuan dan menanamkan bibit pohon harapan untuk menemukan cita dan cinta.


Comments

Popular Posts